Minum Kopi Tak Memicu Penyakit Kronis

Penikmat kopi tak perlu lagi was-was dengan ancaman atau risiko mengidap penyakit kronis. Sepanjang menerapkan pola hidup yang sehat dan aktif, minum kopi tetaplah menjadi kebiasaan yang baik dan tidak menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan.
Studi teranyar menunjukkan, individu yang gemar minum kopi tidak memiliki risiko lebih besar mengidap penyakit kronis seperti jantung atau kanker. Bahkan, kebiasaan minum kopi berhubungan dengan risiko lebih kecil mengidap penyakit diabetes tipe 2.

Penelitian itu melibatkan lebih dari 40.000 orang selama hampir satu dekade. Riset yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition ini sekaligus menentang sejumlah penelitian sebelumnya yang mengindikasikan adanya risiko minum kopi terhadap peningkatan penyakit jantung, kanker, stroke dan banyak lagi.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa konsumsi kopi tidak berbahaya untuk orang dewasa sehat terkait perkembangan penyakit kronis," kata Anna Floegel, peneliti utama yang juga ahli epidemiologi dari German Potsdam-Rehbruecke.

Pada tahap awal penelitian, ilmuwan mengumpulkan informasi tentang kebiasaan minum kopi, diet, olahraga dan kesehatan dari lebih 42.000 orang dewasa di Jerman tanpa kondisi kronis. Untuk sembilan tahun berikutnya, tim menindaklanjuti kondisi kesehatan peserta setiap dua atau tiga tahun untuk melihat apakah mereka mengembangkan masalah kesehatan, kardivaskular, stroke, serangan jantung, diabetes dan kanker.

Alhasil peneliti menemukan bahwa peminum kopi dan mereka yang tak meminum kopi memiliki risiko yang sama untuk mengembangkan salah satu penyakit kronis. Sebagai contoh, 871 dari 8.689 peserta yang tidak minum kopi berisiko mengembangkan penyakit kronis. Sementara sebanyak 1.124 dari 12.137 orang yang minum kopi (lebih dari empat cangkir kopi berkafein per hari) - sekitar 10 persen berada di kedua kelompok risiko.
Risiko diabetes lebih rendah
Di sisi lain, para peneliti bahkan menemukan peserta yang minum kopi memiliki risiko lebih kecil untuk mengalami penyakit diabetes tipe 2, ketimbang mereka yang tidak minum kopi.

Di antara mereka yang minum empat cangkir sehari, sebanyak 3,2 persen pada akhirnya diketahui memiliki diabetes tipe 2. Sementara peserta yang tidak minum kopi sebanyak 3,6 persen berisko diabetes tipe 2.
Setelah memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diabetes, seperti berat badan dan merokok, para peneliti menentukan bahwa mereka yang hobi minum kopi 23 persen lebih rendah untuk terserang diabetes.

Tetapi temuan ini tidak serta merta menunjukkan bahwa kopi memiliki peran penting untuk mencegah diabetes tipe 2, tetapi percobaan pada hewan telah mengisyaratkan bahwa bahan kimia tertentu yang ditemukan dalam kopi secara positif dapat mempengaruhi metabolisme.

"Kami tidak mendorong orang untuk mulai minum kopi jika mereka tidak menyukainya. Namun bukti keseluruhan dari efek minum kopi dan kesehatan menunjukkan bahwa tidak ada alasan bagi orang-orang tanpa kondisi kesehatan tertentu untuk mengurangi konsumsi kopi mereka untuk mengurangi risiko penyakit kronis, "kata Rob van Damn, profesor dari National University of Singapore, yang tidak terlibat dalam studi.

Kewajiban Publikasi Karya Ilmiah Dibatalkan?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tampaknya mulai melunak terkait kewajiban publikasi jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan S-1, S-2, dan S-3. Ketentuan itu diedarkan melalui surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada 27 Januari. Pro dan kontra datang dari kalangan perguruan tinggi. Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Senin (27/2/2012), menyiratkan bahwa ketentuan tersebut hanya bersifat dorongan. Nuh mengatakan, surat edaran Ditjen Dikti memang tak memiliki kekuatan hukum.

"Surat edaran Dikti memang tidak ada kekuatan hukum. Tapi kita mendorong ke arah sana," kata Nuh kepada para wartawan di sela-sela Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK), di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, Bojongsari, Depok, Senin (27/2/2012).

Akan tetapi, menurutnya, aturan itu berbanding lurus dengan upaya memperbanyak produksi jurnal ilmiah. Nuh mengungkapkan, jurnal ilmiah yang dihasilkan mahasiswa saat ini masih sangat rendah dan tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa. Jumlah produksi jurnal ilmiah Indonesia hanya sepertujuh dari jurnal ilmiah yang diterbitkan negara tetangga Malaysia.

Sementara itu, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) Idrus Paturusi menjelaskan, MRPTN dan Dirjen Dikti telah menyepakati surat edaran itu hanya sebagai dorongan. Ia mengatakan, karena sifatnya hanya dorongan, maka tidak ada sanksi bagi mahasiswa yang tidak menjalankannya.

Artinya, kata dia, mahasiswa yang bersangkutan tetap bisa lulus meski makalahnya gagal diterbitkan dalam jurnal ilmiah.

"Tidak ada sanksi untuk itu. Hanya mendorong agar mahasiswa membuat makalah dan memasukannya ke jurnal. Baik jurnal internal kampus maupun internasional," kata Idrus.

Ia menegaskan, surat edaran itu hanya bersifat dorongan untuk membangun kesadaran menulis. Akan tetapi, predikat kelulusan tetap akan berbeda antara mahasiswa yang berhasil dengan mahasiswa yang gagal melakukan publikasi makalah dalam jurnal ilmiah. Gagalnya publikasi makalah dalam jurnal ilmiah akan berpengaruh pada penilaian akhir.

Seperti diberitakan, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdikbud mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan seluruh mahasiswa (S-1, S-2, dan S-3) melakukan publikasi makalah dalam jurnal ilmiah. Alasan utamanya adalah untuk merangsang budaya analisis dan penulisan ilmiah di lingkungan perguruan tinggi.

Dua Hal Ini Hambat Kesuksesan Pendidikan Karakter

Video permainan (game) yang bergenre kekerasan ternyata merupakan penghambat kesuksesan pendidikan karakter. Anak yang kecanduan dengan jenis permainan ini bisa gagal menerima pendidikan karakter yang diberikan sekolah. Perilaku tidak baik orangtua juga bisa menjadi penyebab kegagalan lainnya.Hal itu diungkapkan Wakil Direktur Indonesia Heritage Foundation, Wahyu Farrah Dina, di Jakarta, Sabtu ( 25/2/2012 ), dalam sebuah workshop pendidikan karakter.

"Video game akan menyebabkan addict. Ada anak yang bunuh bapaknya karena tidak boleh main game di Cina," ujar Wahyu.

Di Indonesia, kondisi bahwa video game jenis kekerasan sudah kian diminati juga sudah terjadi. Wahyu menyebutkan, ada sejumlah pasien yang menggemari video game sampaicdirawat di rumah sakit ketergantungan obat (RSKO).

"Karena dia sampai melakukan kekerasan terhadap orang lain," ujarnya.

Video game.lanjut Wahyu, lantas membuat kondisi moral anak tidak baik. Menurutnya, si anak seperti kecanduan oleh narkotika.

Penyebab lainnya adalah perilaku tidak baik orangtua kepada anak di luar sekolah. Orangtua yang memukul anaknya dengan berbagai alasan tidak dibenarkan. Anak bisa tertekan dengan perilaku tersebut.

"Kita tidak terima anaknya (di sekolah) selama bapak ibunya masih mukul," kata dia.

"Ada dua orang musuh kita (dalam menerapkan pendidikan karakter) yakni orang tua yang melakukan suatu yang tidak baik dan video game. Dan, pendidikan karakter tidak akan berhasil selama dua ini masih terjadi," papar Wahyu.

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang fokus tidak hanya membentuk anak dalam hal akademis tetapi agar anak berperilaku baik. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dalam suatu kesempatan menyebutkan, ada tiga hal dalam pendidikan karakter yang harus ditanamkan yakni kesadaran sebagai mahluk Yang Maha Kuasa, keilmuan dan kecintaan, dan kebanggaan terhadap Tanah Air.

sumber kompas.

PENDIDIKAN NASIONAL YANG BERMORAL


Oleh Amirul Mukminin
Memang harus kita akui ada diantara (oknum) generasi muda saat ini yang mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi sudah merambah dunia kampus (masih ingat kematian seorang mahasiswa di Universitas Jambi, awal tahun 2002 akibat perkelahian didalam kampus). Atau kita jarang (atau belum pernah) melihat demonstrasi yang santun dan tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang diucapkan dan prilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan sang pejabat.

Selain itu, berita-berita mengenai tindakan pencurian kendaraan baik roda dua maupun empat, penguna narkoba atau bahkan pengedar, pemerasan dan perampokan yang hampir setiap hari mewarnai tiap lini kehidupan di negara kita tercinta ini banyak dilakukan oleh oknum golongan terpelajar. Semua ini jadi tanda tanya besar kenapa hal tersebut terjadi?. Apakah dunia Pendidikan (dari SD sampai PT) kita sudah tidak lagi mengajarkan tata susila dan prinsip saling sayang - menyayangi kepada siswa atau mahasiswanya atau kurikulum pendidikan tinggi sudah melupakan prinsip kerukunan antar sesama? Atau inikah hasil dari sistim pendidikan kita selama ini ? atau Inikah akibat perilaku para pejabat kita?

Dilain pihak, tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme yang membuat bangsa ini morat-marit dengan segala permasalahanya baik dalam bidang keamanan, politik, ekonomi, sosial budaya serta pendidikan banyak dilakukan oleh orang orang yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi baik dalam negri maupun luar negri. Dan parahnya, era reformasi bukannya berkurang tapi malah tambah jadi. Sehingga kapan krisis multidimensi inI akan berakhir belum ada tanda-tandanya.

PERLU PENDIDIKAN YANG BERMORAL
Kita dan saya sebagai Generasi Muda sangat perihatin dengan keadaan generasi penerus atau calon generasi penerus Bangsa Indonesai saat ini, yang tinggal, hidup dan dibesarkan di dalam bumi republik ini. Untuk menyiapkan generasi penerus yang bermoral, beretika, sopan, santun, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu dilakukan hal-hal yang memungkin hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.

Pertama, melalui pendidikan nasional yang bermoral (saya tidak ingin mengatakan bahwa pendidikan kita saat ini tidak bermoral, namun kenyataanya demikian di masyarakat). Lalu apa hubungannya Pendidikan Nasional dan Nasib Generasi Penerus? Hubungannya sangat erat. Pendidikan pada hakikatnya adalah alat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bermoral dan berkualitas unggul. Dan sumber daya manusia tersebut merupakan refleksi nyata dari apa yang telah pendidikan sumbangankan untuk kemajuan atau kemunduran suatu bangsa. Apa yang telah terjadi pada Bangsa Indonesia saat ini adalah sebagai sumbangan pendidikan nasional kita selama ini.

Pendidikan nasional selama ini telah mengeyampingkan banyak hal. Seharusnya pendidikan nasional kita mampu menciptakan pribadi (generasi penerus) yang bermoral, mandiri, matang dan dewasa, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.Tapi kenyataanya bisa kita lihat saat ini. Pejabat yang melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme baik di legislative, ekskutif dan yudikatif semuanya orang-orang yang berpendidikan bahkan tidak tanggung-tanggung, mereka bergelar dari S1 sampai Prof. Dr. Contoh lainnya, dalam bidang politik lebih parah lagi, ada partai kembar , anggota dewan terlibat narkoba, bertengkar ketika sidang, gontok-gontokan dalam tubuh partai karena memperebutkan posisi tertentu (Bagaimana mau memperjuangkan aspirasi rakyat kalau dalam diri partai saja belum kompak).

Dan masih ingatkah ketika terjadi jual beli kata-kata umpatan ("bangsat") dalam sidang kasus Bulog yang dilakukan oleh orang-orang yang mengerti hukum dan berpendidikan tinggi. Apakah orang-orang seperti ini yang kita andalkan untuk membawa bangsa ini kedepan? Apakah mereka tidak sadar tindak-tanduk mereka akan ditiru oleh generasi muda saat ini dimasa yang akan datang? Dalam dunia pendidikan sendiri terjadi penyimpangan-penyimpang yang sangat parah seperti penjualan gelar akademik dari S1 sampai S3 bahkan professor (dan anehnya pelakunya adalah orang yang mengerti tentang pendidikan), kelas jauh, guru/dosen yang curang dengan sering datang terlambat untuk mengajar, mengubah nilai supaya bisa masuk sekolah favorit, menjiplak skripsi atau tesis, nyuap untuk jadi pegawai negeri atau nyuap untuk naik pangkat sehingga ada kenaikan pangkat ala Naga Bonar.

Di pendidikan tingkat menengah sampai dasar, sama parahnya, setiap awal tahun ajaran baru. Para orang tua murid sibuk mengurusi NEM anaknya (untungsnya, NEM sudah tidak dipakai lagi, entah apalagi cara mereka), kalau perlu didongkrak supaya bisa masuk sekolah-sekolah favorit. Kalaupun NEM anaknya rendah, cara yang paling praktis adalah mencari lobby untuk memasukan anaknya ke sekolah yang diinginkan, kalau perlu nyuap. Perilaku para orang tua seperti ini (khususnya kalangan berduit) secara tidak langsung sudah mengajari anak-anak mereka bagaimana melakukan kecurangan dan penipuan. (makanya tidak aneh sekarang ini banyak oknum pejabat jadi penipu dan pembohong rakyat). Dan banyak lagi yang tidak perlu saya sebutkan satu per satu dalam tulisan ini.

Kembali ke pendidikan nasional yang bermoral (yang saya maksud adalah pendidikan yang bisa mencetak generasi muda dari SD sampai PT yang bermoral. Dimana proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik kearah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab, tahu malu, tidak plin-plan, jujur, santun, berahklak mulia, berbudi pekerti luhur sehingga mereka tidak lagi bergantung kepada keluarga, masyarakat atau bangsa setelah menyelesaikan pendidikannya.Tetapi sebaliknya, mereka bisa membangun bangsa ini dengan kekayaan yang kita miliki dan dihargai didunia internasional. Kalau perlu bangsa ini tidak lagi mengandalkan utang untuk pembangunan. Sehingga negara lain tidak seenaknya mendikte Bangsa ini dalam berbagai bidang kehidupan.

Dengan kata lain, proses transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik harus dilakukan dengan gaya dan cara yang bermoral pula. Dimana ketika berlangsung proses tranformasi ilmu pengetahuan di SD sampai PT sang pendidik harus memiliki moralitas yang bisa dijadikan panutan oleh peserta didik. Seorang pendidik harus jujur, bertakwa, berahklak mulia, tidak curang, tidak memaksakan kehendak, berperilaku santun, displin, tidak arogan, ada rasa malu, tidak plin plan, berlaku adil dan ramah di dalam kelas, keluarga dan masyarakat. Kalau pendidik mulai dari guru SD sampai PT memiliki sifat-sifat seperti diatas. Negara kita belum tentu morat-marit seperti ini.

Kedua, Perubahan dalam pendidikan nasional jangan hanya terpaku pada perubahan kurikulum, peningkatan anggaran pendidikan, perbaikan fasilitas. Misalkan kurikulum sudah dirubah, anggaran pendidikan sudah ditingkatkan dan fasilitas sudah dilengkapi dan gaji guru/dosen sudah dinaikkan, Namun kalau pendidik (guru atau dosen) dan birokrat pendidikan serta para pembuat kebijakan belum memiliki sifat-sifat seperti diatas, rasanya perubahan-perubahan tersebut akan sia-sia. Implementasi di lapangan akan jauh dari yang diharapkan Dan akibat yang ditimbulkan oleh proses pendidikan pada generasi muda akan sama seperti sekarang ini. Dalam hal ini saya tidak berpretensi menyudutkan guru atau dosen dan birokrat pendidikan serta pembuat kebijakan sebagai penyebab terpuruknya proses pendidikan di Indonesia saat ini. Tapi adanya oknum yang berperilaku menyimpang dan tidak bermoral harus segera mengubah diri sedini mungkin kalau menginginkan generasi seperti diatas.

Selain itu, anggaran pendidikan yang tinggi belum tentu akan mengubah dengan cepat kondisi pendidikan kita saat ini. Malah anggaran yang tinggi akan menimbulkan KKN yang lebih lagi jika tidak ada kontrol yang ketat dan moralitas yang tinggi dari penguna anggaran tersebut. Dengan anggaran sekitar 6% saja KKN sudah merajalela, apalagi 20-25%.

Ketiga, Berlaku adil dan Hilangkan perbedaan. Ketika saya masih di SD dulu, ada beberapa guru saya sangat sering memanggil teman saya maju kedepan untuk mencatat dipapan tulis atau menjawab pertanyaan karena dia pintar dan anak orang kaya. Hal ini juga berlanjut sampai saya kuliah di perguruan tinggi. Yang saya rasakan adalah sedih, rendah diri, iri dan putus asa sehingga timbul pertanyaan mengapa sang guru tidak memangil saya atau yang lain. Apakah hanya yang pintar atau anak orang kaya saja yang pantas mendapat perlakuan seperti itu.? Apakah pendidikan hanya untuk orang yang pintar dan kaya? Dan mengapa saya tidak jadi orang pintar dan kaya seperti teman saya? Bisakah saya jadi orang pintar dengan cara yang demikian?

Dengan contoh yang saya rasakan ini (dan banyak contoh lain yang sebenarnya ingin saya ungkapkan), saya ingin memberikan gambaran bahwa pendidikan nasional kita telah berlaku tidak adil dan membuat perbedaan diantara peserta didik. Sehingga generasi muda kita secara tidak langsung sudah diajari bagaimana berlaku tidak adil dan membuat perbedaan. Jadi, pembukaan kelas unggulan atau kelas akselerasi hanya akan membuat kesenjangan sosial diantara peserta didik, orang tua dan masyarakat. Yang masuk di kelas unggulan belum tentu memang unggul, tetapi ada juga yang diunggul-unggulkan karena KKN. Yang tidak masuk kelas unggulan belum tentu karena tidak unggul otaknya tapi karena dananya tidak unggul. Begitu juga kelas akselerasi, yang sibuk bukan peserta didik, tapi para orang tua mereka mencari jalan bagaimana supaya anaknya bisa masuk kelas tersebut.

Kalau mau membuat perbedaan, buatlah perbedaan yang bisa menumbuhkan peserta didik yang mandiri, bermoral. dewasa dan bertanggungjawab. Jangan hanya mengadopsi sistem bangsa lain yang belum tentu cocok dengan karakter bangsa kita. Karena itu, pembukaan kelas unggulan dan akselerasi perlu ditinjau kembali kalau perlu hilangkan saja.

Contoh lain lagi , seorang dosen marah-marah karena beberapa mahasiswa tidak membawa kamus. Padahal Dia sendiri tidak pernah membawa kamus ke kelas. Dan seorang siswa yang pernah belajar dengan saya datang dengan menangis memberitahu bahwa nilai Bahasa Inggrisnya 6 yang seharusnya 9. Karena dia sering protes pada guru ketika belajar dan tidak ikut les dirumah guru tersebut. Inikan! contoh paling sederhana bahwa pendidikan nasional kita belum mengajarkan bagaimana berlaku adil dan menghilangkan Perbedaan.

PEJABAT HARUS SEGERA BERBENAH DIRI DAN MENGUBAH PERILAKU
Kalau kita menginginkan generasi penerus yang bermoral, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Maka semua pejabat yang memegang jabatan baik legislative, ekskutif maupun yudikatif harus berbenah diri dan memberi contoh dulu bagaimana jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok kepada generasi muda mulai saat ini.

Karena mereka semua adalah orang-orang yang berpendidikan dan tidak sedikit pejabat yang bergelar Prof. Dr. (bukan gelar yang dibeli obral). Mereka harus membuktikan bahwa mereka adalah hasil dari sistim pendidikan nasional selama ini. Jadi kalau mereka terbukti salah melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme, jangan cari alasan untuk menghindar. Tunjukan bahwa mereka orang yang berpendidikan , bermoral dan taat hukum. Jangan bohong dan curang. Apabila tetap mereka lakukan, sama saja secara tidak langsung mereka (pejabat) sudah memberikan contoh kepada generasi penerus bahwa pendidikan tinggi bukan jaminan orang untuk jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Jadi jangan salahkan jika generasi mudah saat ini meniru apa yang mereka (pejabat) telah lakukan . Karena mereka telah merasakan, melihat dan mengalami yang telah pejabat lakukan terhadap bangsa ini.

Selanjutnya, semua pejabat di negara ini mulai saat ini harus bertanggungjawab dan konsisten dengan ucapannya kepada rakyat. Karena rakyat menaruh kepercayaan terhadap mereka mau dibawah kemana negara ini kedepan. Namun perilaku pejabat kita, lain dulu lain sekarang. Sebelum diangkat jadi pejabat mereka umbar janji kepada rakyat, nanti begini, nanti begitu. Pokoknya semuanya mendukung kepentingan rakyat. Dan setelah diangkat, lain lagi perbuatannya. Contoh sederhana, kita sering melihat di TV ruangan rapat anggota DPR (DPRD) banyak yang kosong atau ada yang tidur-tiduran. Sedih juga melihatnya. Padahal mereka sudah digaji, bagaimana mau memperjuangkan kepentingan rakyat. Kalau ke kantor hanya untuk tidur atau tidak datang sama sekali. Atau ada pengumuman di Koran, radio atau TV tidak ada kenaikan BBM, TDL atau tariff air minum. Tapi beberapa minggu atau bulan berikutnya, tiba-tiba naik dengan alasan tertentu. Jadi jangan salahkan mahasiswa atau rakyat demonstrasi dengan mengeluarkan kata-kata atau perilaku yang kurang etis terhadap pejabat. Karena pejabat itu sendiri tidak konsisten. Padahal pejabat tersebut seorang yang bergelar S2 atau bahkan Prof. Dr. Inikah orang-orang yang dihasilkan oleh pendidikan nasional kita selama ini?

Harapan
Dengan demikian, apabila kita ingin mencetak generasi penerus yang mandiri, bermoral, dewasa dan bertanggung jawab. Konsekwensinya, Semua yang terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang bisa jadi panutan generasi muda. jangan hanya menuntut generasi muda untuk berperilaku jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.

Tapi para pemimpin bangsa ini tidak melakukannya. Maka harapan tinggal harapan saja. Karena itu, mulai sekarang, semua pejabat mulai dari level tertinggi hingga terendah di legislative, eksekutif dan yudikatif harus segera menghentikan segala bentuk petualangan mereka yang hanya ingin mengejar kepentingan pribadi atau kelompok sesaat dengan mengorbankan kepentingan negara. Sehingga generasi muda Indonesia memiliki panutan-panutan yang bisa diandalkan untuk membangun bangsa ini kedepan.

renungan dari komedian

Suatu ketika saya membaca tulisan seorang komedian, hanya yang menarik kali ini adalah sang komedian tidak bicara tentang komedi melainkan sebuah kelucuan tentang kehidupan.�
Saya sangat ingin sekali membagikan tulisan ini pada Anda, tentu saja bagi yang tertarik akan arti kehidupan yang lebih baik dan bermakna.

Inilah isi tulisan dari George Carlin sang komedian tersebut:

Saat ini kita semua sedang berada di�abad mellenium, yah ... kita semua kita adalah�orang-orang moderen�dengan berbagai kemajuan luar biasa yang berhasil dicapai.
Kita merasa telah berhasil menciptakan peradaban yang jauh lebih baik, kehidupan yang jauh lebih maju, tapi apa memang demikian. Cobalah kita renungkan sejenak apakah kita telah berhasil atau malah gagal untuk menciptakan peradaban yang jauh lebih baik dari generasi pendahulu kita.

Perhatikanlah kita berhasil membangun gedung-gedung yang lebih tinggi�tetapi sekaligus juga memiliki belas kasih yang jauh lebih rendah.�

Kita berhasil membangun jalan bebas hambatan yang lebih lebar tetapi memiliki sudut pandang yang lebih sempit.�

Kita berhasil mencari uang lebih banyak,�tetapi memiliki waktu lebih sempit
Kita memiliki harta lebih banyak,�tetapi menikmati lebih sedikit.�

Kita memiliki rumah yang lebih besar�tapi keluarga yang lebih kecil
Kita memilki rumah yang lebih banyak�tetapi lebih sedikit ditinggali.

Kita memiliki lebih banyak gelar, tetapi�logika yang lebih terbatas
lebih banyak pengetahuan,�tetapi nurani yang semakin terkikis habis�
lebih banyak ahli,�tetapi jauh lebih banyak masalah;�
lebih banyak obat-obatan,�tetapi kesehatan yang lebih rentan

Kita minum dan merokok terlalu banyak, meluangkan waktu dengan terlalu ceroboh,�
sementara tertawa terlalu sedikit, menyetir terlalu cepat, marah terlalu sering, tidur terlalu larut, bangun terlalu lelah, membaca terlalu jarang, menonton TV terlalu banyak, dan berdoa hampir tidak pernah.�

Kita telah melipatgandakan harta milik kita,�tetapi mengurangi harga diri kita.�

Kita terlalu banyak berbicara,�tapi terlalu jarang mendengarkan dan berbuat.�

Kita telah mengikuti berbagai seminar bagaimana mencari uang berlimpah,�tetapi bukan mencari kehidupan yang bahagia dan penuh arti.

Kita telah mencapai bulan,�tetapi justru memiliki masalah dalam menyeberang jalan, membuang sampah dan menyapa tetangga baru kita.�

Kita telah mengalahkan luar angkasa,�tetapi gagal mengalahkan ego kita sendiri.�

Kita telah melakukan hal-hal besar,�tetapi bukan hal-hal yang mulia.�

Kita telah membersihkan udara,�tetapi mengotori sang jiwa.�
Kita telah menciptakan teknologi,�Tapi teknologi yang menghancurkan bumi tempat kita bergantung hidup.

Kita belajar untuk bisa selalu bergerak lebih cepat�bukan menjadi lebih sabar.
Kita lebih banyak menciptakan alat komunikasi�namun berkomunikasi lebih sedikit.�

Sesungguhnya kita sedang berada pada zaman di mana makanan lebih cepat disajikan�namun lebih lambat dicerna, banyak dilahirkan orang-orang besar�tapi dengan mental yang kerdil, pendapatan yang tinggi�tapi amal yang semakin rendah.�

Ini adalah zaman di mana banyak negosiasi perdamaian dibuat tetapi jauh lebih banyak peperangan terjadi.

Ini adalah zaman di mana perjalanan dibuat singkat, popok sekali pakai buang, moralitas yang mudah dibuang, hubungan satu malam, berat badan berlebihan, dan pil-pil yang bisa melakukan segalanya mulai dari menceriakan, menenangkan, sampai membunuh, dan mematikan.�

Ini adalah zaman di mana banyak barang tersedia di pasar�tapi orang semakin sulit untuk mendapatkannya.

Zaman di mana kemajuan teknologi dapat menyampaikan pesan ini kepada Anda, sekaligus zaman di mana Anda dapat memilih apakah Anda akan medengarkan renungan ini�atau hanya berkata Ah itu tidak penting, saya tidak ada waktu untuk merenung..!?

Ingatlah,�
luangkan lebih banyak waktu dengan orang yang Anda kasihi, karena mereka tidak akan selamanya di sisi Anda.�

Ingatlah,�
ucapkan kata yang baik kepada orang yang memandang Anda dengan ketakutan,�
karena si kecil tersebut akan segera tumbuh besar dan meninggalkan Anda.�

Ingatlah,�
beri pelukan hangat kepada orang di sisi Anda,�karena itulah satu-satunya harta yang dapat Anda berikan dengan tidak membutuhkan biaya apa pun.�

Berikan waktu untuk mencintai orang-orang yang telah mencintai Anda, berikan waktu untuk berbicara! Dan berikan waktu untuk berbagi pikiran-pikiran yang berharga di benak Anda.!�

Anak kita tidak meminta banyaknya harta kita melainkan�hanya banyaknya waktu kita bersamanya.

Anak kita tidak membutuhkan kedekatan kita pada para penguasa dan orang-orang terhormat,�melainkan hanya kedekatan kita, dengannya.

INGATLAH SELALU..!
Hidup tidak diukur oleh jumlah nafas kita,�melainkan oleh bagaimana kita telah menghabiskan nafas kita.�

Marilah kita renungkan apakah kita sedang berada dalam proses kemajuan�atau malah kemunduran dari peradaban zaman yang sedang kita jalani..?

Di Korea Anak yang terlalu banyak belajar di razia

Jika Anda termasuk orangtua yang getol memaksa anak untuk membaca buku pelajarannya, hati-hatilah. Jangan sampai anak Anda justru ketagihan belajar sehingga tidak bisa menimati hidup. Kalau sudah begini, dibutuhkan kekuatan polisi untuk menyetop nafsu belajar anak Anda.

Inilah yang terjadi di Korea Selatan.

Kehidupan di Korea Selatan memang kompetitif. Semua orang ingin anaknya menjadi yang terbaik dari segi akademik. Kawan saya di sana berkisah anaknya yang baru menginjak umur 3 tahun sudah harus masuk sekolah berasrama (boarding school) dari Senin hingga Jumat. Otomatis hanya 2 hari bertemu dengan ayah-bundanya tersayang.

Sori yah, kata saya. Saya nggak tegaan sama anak sampai segitunya. Kalau anak saya menginjak umur 3 tahun nanti palingan masih santai-santai di rumah main sama neneknya.

Saya (dulu) pernah meyakini kompetisi akan mengekstrak kualitas terbaik dari seorang manusia. Ibarat evolusi, kompetisi akan mempertahankan hanya yang terbaik dan yang lemah akan pupus.

Tetapi efek negatifnya tentu ada. Kehidupan kompetitif akan memicu stres. Kita semua tahu apa akibat dari kehidupan yang penuh dengan tekanan; kesehatan kita tergerogoti sehingga mati pelan-pelan, atau mati cara ekspres dengan bunuh diri. Tak heran Korea Selatan mencatat angka bunuh diri TERTINGGI di antara 30 negara maju, melebihi angka bunuh diri negara Jepang.

Itukah yang kita inginkan dalam kehidupan ini? Sukses di usia muda tapi mati pun di usia muda?

Menyadari hal ini, Pemerintah Korea Selatan mengambil tindakan drastik dengan menghentikan kegiatan belajar anak-anak yang dirasa berlebihan. Seperti diberitakan Time Magazine baru-baru ini, pemerintah negeri ginseng itu menurunkan tim kecil berkekuatan 5-6 orang untuk merazia anak-anak yang masih belajar setelah jam 10 malam. Yang menjadi sasaran utama adalah tempat-tempat les/bimbingan belajar yang dikenal dengan nama hagwon. Saking gilanya nafsu belajar anak-anak Korea ini, jumlah pengajar hagwon jauh lebih besar dibanding jumlah guru sekolah.

Apakah anak-anak Korea memang rajin sehingga keranjingan belajar? Tidak juga. Jurnalis Time mendapati mereka bekerja keras (work hard), tetapi tidak bekerja secara cerdik (work smart). Contohnya, anak-anak ini tidur dalam kelas, tetapi malamnya belajar sampai dinihari. Mereka hanya tidur 5-6 jam sehari dari yang seharusnya 9 jam. Seandainya mereka memusatkan perhatian di dalam kelas, niscaya mereka tidak perlu mengikuti les ini-itu di malam hari.

Sebagai perbandingan adalah negara Finlandia sebagai satu-satunya negara maju yang mencatat hasil ujian akademik anak usia 15 tahun sebanding dengan Korea, hanya 13% anak sekolah yang mengambil les tambahan di malam hari. Jadi sebenarnya les-les semacam itu tidak perlu jika si anak benar-benar memusatkan perhatian di sekolah.

Kegilaan belajar anak Korea juga diakibatkan oleh kompetitifnya proses masuk ke perguruan tinggi. Hanya ada tiga perguruan tinggi top di Korea Selatan yang diperebutkan oleh 580 ribu lulusan sekolah menengah. Tingkat penerimaan hanya 14%. Yang gagal biasanya mengambil les hagwon, dan setelah bekerja keras bagai kesetanan selama 2 minggu untuk ujian ulang, 70% di antara mereka bisa masuk ke perguruan tinggi top tersebut.

Saya kadang-kadang kasihan melihat anak-anak Asia. Bukan cuma anak-anak Korea, tetapi Singapura, China, dan juga mulai menjangkiti Indonesia. Siapa sih yang menghendaki anak-anak ini belajar keras? Si anak sendiri atau orangtua? Di Korea, terbukti orangtua menjadi faktor penekan yang menyebabkan anak gila belajar. Orangtua ingin anaknya berhasil secara akademis, dan anaknya menjadi sasaran tekanan.

Saya masih ingat dulu sekali, kalau rapor saya dan teman-teman ada angka merahnya, orangtua memarahi kita. Kini lain cerita. Kalau ada angka merah, orangtua memarahi sang guru. Ini adalah salah satu bukti bahwa ambisi terbesar untuk melihat kesuksesan si anak justru ada pada orangtua.

Juga anak-anak sekarang, usia balita sudah diikutkan les macam-macam. Les balet, les musik, les bahasa, les bela diri. Ini semuanya bukan permintaan si anak, tapi ambisi orangtua untuk melihat anaknya sukses di usia muda. Si anak sendiri tak peduli apakah dia bisa balet atau berkarate.

Di Singapura biasanya antar orangtua saling membanding-bandingkan. Kalau tetangga sebelah mengirim anak balitanya les balet, dia akan menanyai kita dengan nada sinis, “Anakku sudah bisa berbalet, anakmu bisa apa?” Sebagai orangtua tentu akan merasa panas hati dan terpaksa mengirim si anak berbalet ria walaupun si anak sendiri amsih mau bermain saja di rumah. Budaya ini (saling membandingkan) diistilahkan sebagai “kiasu” di Singapura.

Saya dulu umur 5 tahun masih main gundu dan layangan. Malah masih pakai empeng. Berhitung pun baru lancar pada saat kelas 2 SD. Toh bisa meraih gelar doktor di usia sebelum 30 tahun. Saya justru belum melihat bukti anak-anak jaman sekarang yang dicekoki oleh orangtuanya ini mampu meraih kesuksesan. Jangan-jangan malah bunuh diri karena stres!

Sumbar: Kompasiana.com

UN dan Kecerdasan Anak

Menurut pengamatan saya secara pribadi, UAN (atau yang kita sering sebut sebagai UJian Nasional) di Indonesia yang sekarang diterapkan adalah pengukur kemampuan siswa/i Indonesia. TAPI yang dipusatkan oleh pemerintah disini adalah kecerdasan di bidang Logical Smart (Matematika) dan Linguistic Smart (Bahasa). Dan yang lebih mengejutkan lagi, pada tahun ajaran 2007/2008, pemerintah Indonesia menetapkan penambahan pelajaran(Geografi, Ekonomi, dan Sociology untuk jurusan IPS dan Fisika, Kimia dan Biologi untuk jurusan IPA). Dan yang lebih mengejutkan adalah wacana penambahan pelajaran lagi untuk tahun ajaran (2007/2009) ini, yakni PPKn dan Sejarah. Walaupun masih berbentuk wacana, tapi ini sudah membuat para siswa SMA ketakutan setengah mati. Berita itu pun dibumbui lengkap dengan naiknya standar kelulusan. Apalagi dengan santernya kabar angin bahwa ujian nasional akan dimajukan ke bulan Februari diakibatkan karena bentrok dengan waktu Pilpres untuk tahun 2009-2012 mendatang.

Saya tidak menyalahkan atau melakukan offense ke pemerintah. Tapi yang sangat sayangkan adalah pemerintah tidak menggali kecerdasan anak-anak Indonesia secara lebih dalam. Dengan UAS, pemerintah menganggap semua anak di Indonesia memiliki jenis kecerdasan yang sama. Dan apakah, dengan cara ini, kita bisa tau bahwa anak Indonesia benar-benar "berkualitas" atau tidak.

Mari kita bahas mengenai kecerdasan. Sampai saat ini, kecerdasan yang baru ditemukan berjumlah 8. Tuhan Maha Besar, kita pasti meyakini, bahwa manusia memiiki lebih dari 8 jenis kecerdasan yang diciptakan Yang Maka Kuasa.

Menurut Prof. Howard Gardener seorang ahli riset dari Amerika, terdapat 8 jenis kecerdasan pada manusia, yaitu:

1. KECERDASAN LINGUISTIK

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang di ucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi.

2. KECERDASAN LOGIK MATEMATIK

Kecerdasan logik matematik ialah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ia suka angka, urutan, logika dan keteraturan. Ia mengerti pola hubungan, ia mampu melakukan proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir deduktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang besar kepada hal-hal yang kecil. Proses berpikir induktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang kecil kepada hal-hal yang besar.

3. KECERDASAN VISUAL DAN SPASIAL

Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warana, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen-elemen tersebut. Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang.

4. KECERDASAN MUSIK

Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. Musik mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan kemampuan matematika dan ilmu sains dalam diri seseorang.

Telah di teiliti di 17 negara terhadap kemampuan anak didik usia 14 tahun dalam bidang sains. Dalam penelitian itu ditemukan bahwa anak dari negara Belanda, Jepang dan Hongaria mempunyai prestasi tertinggi di dunia. Saat di teliti lebih mendalam ternyata ketiga negara ini memasukkan unsur ini ke dalam kurikulum mereka. Selain itu musik juga dapat menciptakan suasana yang rileks namun waspada, dapat membangkitkan semangat, merangsang kreativitas, kepekaan dan kemampuan berpikir. Belajar dengan menggunakan musik yang tepat akan sangat membantu kita dalam meningkatkan daya ingat.

5. KECERDASAN INTERPERSONAL

Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Peka pada ekpresi wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok.

6. KECERDASAN INTRAPERSONAL

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Orang yang memilki kecerdasan ini sangat menghargai nilai (aturan-aturan) etika (sopan santun) dan moral.

7. KECERDASAN KINESTETIK

Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Kecerdasan ini juga meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan.

8. KECERDASAN NATURALIS

Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Intinya adalah kemampuan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta.

Apakah pemerintah memikirkan sampai sejauh ini? Menurut saya dan saran saya, pemerintah harus bisa memperhatikan jenis kecerdasan yang dimiliki oleh anak Indonesia. Mungkin dengan penggalian kecerdasan, Indonesia bisa lebih maju dari negara-negara yang berkembang. Bisa saja, Indonesia akan memiliki Mozart atau Beethoven-nya sendiri yg bisa menciptakan lagu-lagu fenomenal. Bisa saja Indonesia memiliki Einsteinnya sendiri. Who Knows? Only God Knows!. Ada kalanya, pemerintah harus bisa berpikir tenang dan berpikir juga dari berbagai arah, dari berbagai sisi kehidupan.

Thanks For Your Time, This is my first post. Honestly, I'm still in Senior High. Ini adalah buah pemikiran saya mengenai UAN. Saya mohon maaf apabila terdapat salah kata. Dan sekali lagi saya tekankan, No Offense. Kita juga perlu membahas pendidikan demi Indonesia tercinta.


sumber : forum kompas

KEKERASAN SISWA DAN PENEGAKAN HUKUM



Beberapa hari ini media massa, media elektronik dan dunia maya banyak memberitakan peristiwa anarkis sekelompok siswa SMAN 6 Jakarta Selatan yang melakukan pengeroyokan terhadap wartawan yang sedang meliput tawuran. Kasus ini berlanjut dengan demonstrasi para wartawan ke sekolah tersebut yang berujung pada bentrok antar keduanya dan polisi sebagai penegak hukum turut bertindak untuk penyelidikan kasus pengeroyokan tersebut.

Kekerasan Siswa


Peristiwa tawuran yang terus berulang dan pengeroyokan wartawan ini, disatu sisi menunjukkan sikap anarkis siswa yang sangat memperihatinkan. Padahal mereka merupakan generasi penerus bangsa yang akan memegang tongkat estafet pembangunan kedepan. Perilaku, sikap, pemikiran, kepatuhan atas norma, psikologi, dan prestasi generasi saat ini akan menentukan bagaimana negara ini akan dibangun dimasa depan. Menuju keberadaban dan memanusiakan manusia atau justru sebaliknya.

Siapa yang salah dengan digunakannya pendekatan kekerasan oleh para siswa ini dibandingkan pendekatan logika dan kekeluargaan dalam penyelesaian suatu masalah ? Tentunya kita tidak perlu sibuk mencari siapa yang akan dikambinghitamkan. Teko air akan mengeluarkan susu, jika kita isi dengan susu dan sebaliknya akan mengeluarkan kopi jika kita isi dengan kopi. Jadi sikap kekerasan yang mudah bergejolak atau dominannya emosi dalam penyelesaian masalah ini bukan muncul seketika atau satu bulan bahkan satu dua tahun sebelumnya. Tetapi sikap ini terbentuk dari multikondisi negatif disekeliling anak yang tanpa disadari sedikit demi sedikit terkristalisasi dalam watak, pola pikir dan sikapnya. Multikondisi ini bisa dari keluarga, sekolah, lingkungan bermain, masyarakat dan dalam skala besar, ketidakberesan politik, hukum dan ekonomi dinegara ini ikut berpartisipasi dalam pembentukan sikap anarkis tersebut.

Jadi yang diperlukan dan segera dilakukan saat ini adalah bagaimana mendeteksi dan melakukan upaya preventif terhadap segala kondisi multikondisi negatif tersebut mulai dari keluarga, dunia pendidikan, masyarakat dan pemerintah. Bagaimana pendidikan agama dan moral sejak dini dilakukan dikeluarga. Dunia pendidikan merekonstruksi kembali arah pendidikan nasional, apakah tujuan membentuk manusia yang tidak hanya menguasai Iptek dan Imtaq sudah mampu diterjemahkan dalam implementasinya.

Masyarakat dengan segala institusi sosialnya mereevaluasi kembali kontrol sosialnya. Kemudian pemerintah sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan harus mampu menstabilkan kesemerawutan yang terjadi saat ini agar berjalan normal dan sesuai jalurnya, sehingga masyarakat tidak putus asa akan masa depan bangsa ini

Siswa Vs Hukum


Peristiwa pengeroyokan siswa terhadap wartawan sudah dalam proses penyelidikan kepolisian dan beberapa siswa sudah dimintai keterangan. Aparat penegak hukum dan semua pihak, baik wartawan, orang tua siswa dan sekolah harus melihat permasalahan ini seobyektif mungkin dan tidak sekedar menegakkan hukum secara normatif saja. Karena tujuan penegakan hukum pada hakikatnya adalah keadilan, kemanfaatan dan kesejahteraan. Secara fakta, mungkin nanti para siswa memang terbukti telah melakukan kekerasan terhadap wartawan. Namun beberapa hal yang perlu diperhatikan dan digali aparat adalah apa latar belakang siswa melakukan, apakah mereka tahu konsekuensinya dan lebih jauh lagi apakah mereka memahami tugas wartawan yang dilindungi Undang-Undang Pers.

Jadi, penegakan hukum kasus ini kiranya tidak mengedepankan normatif saja yang mungkin akan menyeret para siswa tersebut ke jeruji. Kemudian ini akan jadi pelajaran berharga, betapa kebebasan pers dilindungi. Namun sebenarnya lebih dari itu, kemanfaatan, keadilan dan kesejahteraan yang menjadi tujuan hukum, serta pendidikan dan masa depan anak sangat penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan. Penjara bukanlah sekolah yang baik bagi orang dewasa, apalagi bagi anak. Walaupun memang harus dijatuhkan sanksi, kiranya tidak mengenyampingkan pendidikan bagi si anak.

Internet Media Pendidikan atau Media Pornografi


Beberapa minggu terakhir, ditelevisi, sering kita jumpai iklan salah satu perusahaan telekomunikasi dinegeri ini, yaitu iklan mengenai sosialisasi program internet masuk kesekolah-sekolah atau sekaligus kedesa-desa apabila melihat latar dari iklan tersebut. Tujuan dari iklan tersebut sangatlah positif. Penulis melihat ada dua hal penting yang menjadi tujuan dari iklan tersebut, pertama, ingin mensosialisasikan bahwa telah ada program internet masuk kesekolah-sekolah, termasuk sekolah yang ada dipedesaan; dan kedua, merupakan tujuan yang paling penting dan utama, yaitu dengan adanya fasilitas internet disekolah, diharapkan tidak hanya menjadi sarana akses informasi keseluruh penjuru dunia, tetapi juga menjadi media belajar dan menambah wawasan serta pengembangan ilmu pengetahuan bagi para siswa, sekaligus untuk menghilangkan kesan gaptek (gagap teknologi) dimasyarakat. Untuk tujuan yang terakhir, sebenarnya kita sudah jauh tertinggal dengan negara-negara barat, seperti Amerika Serikat. Pada era Presiden Bill Clinton, pemerintahannya menghadiahkan hubungan internet kepada 2000-an sekolah menengah di California. Kebijakan ini bertujuan agar penduduk Amerika Serikat ditahun-tahun mendatang telah memiliki paling tidak fasilitas surat elektronik. Pada masa ini Amerika Serikat telah berupaya agar warganya bebas dari kebutaan terhadap internet, tetapi Indonesia sampai dengan sekarang masih pada kebijakan pemberantasan buta aksara dan baru mulai pada pengenalan internet. Namun tidak ada kata terlambat, karena yang memalukan bukanlah ketidaktahuan, tetapi ketidakmauan belajar.

Sudahkah Sosialisasi ?
Adanya program internet kesekolah-sekolah tersebut sangatlah baik, namun pertanyaannya, apakah sebelum internet tersebut masuk kesekolah-sekolah sudah ada sosialisasi terhadap guru-guru dan para siswa bagaimana penggunaannya, manfaatnya maupun dampak negatif dan cara menghindarinya ? apakah internet tersebut sudah disertai dengan perangkat filter yang memadai ? apakah sudah ada sistem pengawasan terhadap penggunaan internet tersebut ? apakah sudah ada staf khusus yang memiliki keahlian dibidang teknologi informasi yang nantinya akan mengelola laboratorium internet dan membimbing siswa-siswa ? Apabila pertanyaan-pertanyaan tersebut jawabannya belum, maka program internet kesekolah-sekolah ini hasilnya tidak akan maksimal, bahkan bisa menimbulkan masalah sosial baru. Salah satunya adalah internet menjadi media bagi para siswa untuk mengkonsumsi pornografi. Meskipun tidak selalu diinternet sekolah, namun awal dia mengetahuinya dari internet sekolah, kemudian akan mencarinya diluar, misalnya warnet yang tentunya sangat bebas atau dirumah sendiri dimana pengawasan orang tua sangat lemah. Hasil penelitian Yayasan Kita dan Buah Hati selama tahun 2005 terhadap 1.705 anak kelas 4-6 SD di 134 SD di Jabodetabek, diketahui bahwa media yang digunakan anak-anak dalam mengenal pornografi, 20 % adalah dari situs internet. Sementara berdasarkan survei Majalah Femina di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bogor terhadap 1.821 responden, dengan 50% lebih respondennya memiliki anak berusia di bawah 10 tahun, diketahui bahwa 80% orang tua yang menyimpan komputer di kamar anak ternyata tidak atau belum memasang software yang menyaring situs-situs bermuatan pornografi di internet.


Mudahnya Akses Pornografi & Dampak Negatifnya Bagi Anak

Minimnya sosialisasi cara penggunaan, cara menghindari dampak negatif dan kurangnya perangkat filter, mengakibatkan pornografi internet (cyberporn) semakin mudah ditemukan oleh siswa-siswa sekolah.

Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak mengakses pornografi, baik melalui internet sekolah maupun dirumah sendiri, yaitu : pertama, kurangnya pengawasan, pendidikan dan pembinaan dari guru/orang tua kepada siswa/anaknya tentang bagaimana penggunaan internet yang sehat, manfaat internet dan dampak negatif serta cara menghindarinya; kedua, sikap ketertutupan dari guru/orang tua kepada siswa/anak-anak tentang sex education, akibatnya rasa penasaran yang begitu besar dicari jawabannya di luar sekolah/rumah, seperti di warnet; ketiga, guru/Orang tua yang gagap teknologi (gaptek), sehingga memenuhi kebutuhan internet disekolah atau untuk anak di rumah/dikamar, tetapi guru/orang tua sendiri tidak menguasainya, bahkan tidak mengetahui dampak negatif internet; keempat, kurangnya upaya proteksi oleh guru/orang tua yang memiliki internet disekolah/di rumah atau di kamar anak-anak, yaitu tidak melengkapinya dengan software untuk memblokir situs-situs porno; kelima, orientasi keuntungan finansial para pemilik warnet, sehingga siapa pun bisa menyewa internet termasuk anak-anak atau remaja, bahkan pada jam-jam sekolah. Selain itu ruangan tertutup yang tersedia diwarnet menjadikan anak-anak merasa nyaman dan aman untuk membuka situs-situs porno; keenam, murahnya biaya untuk dapat mengkonsumsi bahkan memiliki foto-foto atau video porno dengan cara mendownloadnya dari sebuah situs porno dan menyimpannya pada disket, CD atau flasdisc; dan ketujuh, sikap keterbukaan masyarakat, termasuk orang tua yang sedikit demi sedikit tidak menganggap tabu hal-hal yang bersifat pornografi. Akibatnya kontrol sosial menjadi berkurang terhadap pornografi.

Disamping itu, banyaknya jumlah situs porno yang setiap hari bertambah dan adanya situs mesin pencari diinternet seperti Google, semakin mempermudah untuk mengakses cyberporn.

American Demographics Magazine dalam laporannya menyatakan bahwa jumlah situs pornografi meningkat dari 22.100 pada tahun 1997 menjadi 280.300 pada tahun 2000 atau melonjak 10 kali lebih dalam kurun waktu tiga tahun. Apabila dirata-rata, berarti setiap hari muncul 200-an lebih situs porno baru dan bisa dibayangkan berapa jumlahnya saat ini. Sementara Nathan Tabor, dalam artikelnya yang berjudul Adultary is killing the American Family mengatakan bahwa statistik menunjukkan bahwa 25 % dari semua internet, mesin pencarinya minta dihubungkan dengan pornografi.

Semakin sering siswa/anak mengkonsumsi materi-materi pornografi, tentunya dakan berdampak negatif bagi perkembangan mental dan keperibadiannya. Menurut Ike R Sugianto, seorang psikolog, mengatakan bahwa efek psikologis pornografi dari internet bagi anak sangat memicu perkembangan kelainan seksual mereka. Anak yang mengenal pornografi sejak dini akan cenderung menjadi antisosial, tidak setia, melakukan kekerasan dalam rumah tangga, tidak sensitif, memicu kelainan seksual, dan menimbulkan kecanduan mengakses internet terutama pada situs game dan porno.


Kelemahan Hukum

Larangan pornografi sebenarnya telah diatur dalam hukum positif kita, diantaranya adalah dalam KUHP, UU No 8/1992 tentang Perfilman, UU No 36/1999 tentang Telekomunikasi, UU No 40/1999 tentang Pers dan UU No 32/2002 tentang Penyiaran. Namun pada tahap aplikasi, beberapa UU ini tidak dapat bekerja dengan maksimal karena mengandung beberapa kelemahan dan kekurangan pada substansinya, yaitu perumusan melanggar kesusilaan yang bersifat abstrak/multitafsir, jurisdiksi yang bersifat territorial dan perumusan beberapa istilah dan pengertiannya yang tidak mencakup aktivitas pornografi diinternet, sistem perumusan sanksi pidana yang tidak tepat dan jumlah sanksi pidana denda yang relatif kecil, sistem perumusan pertanggungjawaban pidana korporasi/badan hukum yang tidak jelas dan tidak rinci, dan tidak adanya harmonisasi tindak pidana dan kebijakan formulasi tindak pidana, baik pada tingkat nasional, regional maupun internasional. Adanya kelemahan-kelemahan ini menunjukkan perlu adanya amandemen bahkan pembaharuan hukum, agar hukum dapat menjangkau penjahat-penjahat di dunia maya.

Upaya untuk memasukkan program internet kesekolah-sekolah, bahkan keseluruh masyarakat yang ada dipelosok-pelosok negeri ini merupakan langkah yang sangat baik dan perlu ditingkatkan. Namun peningkatan tersebut tentunya tidak hanya sebatas pada kuantitasnya saja, yaitu sebanyak mungkin memberikan akses internet, tetapi juga harus disertai pula dengan peningkatan kualitas dari para siswa/masyarakat yang nantinya akan menjadi user atau pengguna internet tersebut. Sehingga internet dapat menjadi media teknologi yang sehat untuk memperoleh informasi, menambah wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, dan bukan menjadi media yang akan menimbulkan masalah sosial baru yang berdampak negatif luas bagi anak-anak dan membutuhkan tidak sedikit waktu, tenaga, pikiran dan biaya untuk memperbaikinya dimasa depan. ***

Negara terkaya di dunia yang mayoritas penduduknya miskin, Dimana itu ?

Baca dulu sampai selesai, sumpah anda bakal nangis dan berlinang air mata !!!

Banyak sebenarnya yang tidak tahu dimanakah negara terkaya di planet bumi ini, ada yang mengatakan Amerika, ada juga yang mengatakan negera-negara di timur tengah. tidak...!!! Anda salah sebenarnya, contohnya amerika. negara super power itu memiliki tingkat kemajuan teknologi yang hanya bisa disaingi segelintir negara, contoh lain lagi adalah negara-negara di timur tengah.Rata-rata negara yang tertutup gurun pasir dan cuaca yang menyengat itu mengandung jutaan barrel minyak yang siap untuk diolah. tapi itu semua belum cukup untuk menyamai negara yang satu ini. bahkan Amerika, Negara-negara timur tengah serta Uni Eropa-pun tak mampu menyamainya.dan inilah negara terkaya di planet bumi yang luput dari perhatian warga bumi lainya. warga negara ini pastilah bangga jika mereka tahu. tapi sayangnya mereka tidak sadar "berdiri di atas berlian" langsung saja kita lihat profil negaranya.

Wooww... Apa yang terjadi? apakah penulis (saya) salah? tapi dengan tegas saya nyatakan bahwa negara itulah sebagai negara terkaya di dunia. tapi bukankah negara itu sedang dalam kondisi terpuruk? hutang dimana-mana, kemiskinan, korupsi yang meraja lela, kondisi moral bangsa yang kian menurun serta masalah-masalah lain yang sedang menyelimuti negara itu.baiklah mari kita urai semuanya satu persatu sehingga kita bisa melihat kekayaan negara ini sesungguhnya.

1. Negara ini punya pertambangan emas terbesar dengan kualitas emas terbaik di dunia. namanya PT Freeport.

pertambangan ini telah mengasilkan 7,3 JUTA ton tembaga dan 724,7 JUTA ton emas. saya (penulis= suranegara) mencoba meng-Uangkan jumlah tersebut dengan harga per gram emas sekarang, saya anggap Rp. 300.000. dikali 724,7 JUTA ton emas/ 724.700.000.000.000 Gram dikali Rp 300.000. = Rp.217.410.000.000.000.000.000 Rupiah!!!!! ada yang bisa bantu saya cara baca nilai tersebut? itu hanya emas belum lagi tembaga serta bahan mineral lain-nya.lalu siapa yang mengelola pertambangan ini? bukan negara ini tapi AMERIKA! prosentasenya adalah 1% untuk negara pemilik tanah dan 99% untuk amerika sebagai negara yang memiliki teknologi untuk melakukan pertambangan disana. bahkan ketika emas dan tembaga disana mulai menipis ternyata dibawah lapisan emas dan tembaga tepatnya di kedalaman 400 meter ditemukan kandungan mineral yang harganya 100 kali lebih mahal dari pada emas, ya.. dialah URANIUM! bahan baku pembuatan bahan bakar nuklir itu ditemukan disana. belum jelas jumlah kandungan uranium yang ditemukan disana, tapi kabar terakhir yang beredar menurut para ahli kandungan uranium disana cukup untuk membuat pembangkit listrik Nuklir dengan tenaga yang dapat menerangi seluruh bumi hanya dengan kandungan uranium disana. Freeport banyak berjasa bagi segelintir pejabat negeri ini, para jenderal dan juga para politisi busuk, yang bisa menikmati hidup dengan bergelimang harta dengan memiskinkan bangsa ini. Mereka ini tidak lebih baik daripada seekor lintah!


2. Negara ini punya cadangan gas alam TERBESAR DI DUNIA! tepatnya di Blok Natuna.
Berapa kandungan gas di blok natuna? Blok Natuna D Alpha memiliki cadangan gas hingga 202 TRILIUN kaki kubik!! dan masih banyak Blok-Blok penghasil tambang dan minyak seperti Blok Cepu dll. DIKELOLA SIAPA? EXXON MOBIL! dibantu sama Pertamina.

3. Negara ini punya Hutan Tropis terbesar di dunia. hutan tropis ini memiliki luas 39.549.447 Hektar, dengan keanekaragaman hayati dan plasmanutfah terlengkap di dunia.

Letaknya di pulau sumatra, kalimantan dan sulawesi.sebenarnya jika negara ini menginginkan kiamat sangat mudah saja buatmereka. tebang saja semua pohon di hutan itu makan bumi pasti kiamat.karena bumi ini sangat tergantung sekali dengan hutan tropis ini untukmenjaga keseimbangan iklim karena hutan hujan amazon tak cukup kuatuntuk menyeimbangkan iklim bumi. dan sekarang mereka sedikit demi sedikitelah mengkancurkanya hanya untuk segelintir orang yang punya uanguntuk perkebunan dan lapangan Golf. sungguh sangat ironis sekali.

4. Negara ini punya Lautan terluas di dunia. dikelilingi dua samudra, yaitu Pasific dan Hindia hingga tidak heran memiliki jutaan spesies ikan yang tidak dimiliki negara lain.

Saking kaya-nya laut negara ini sampai-sampai negara lain pun ikut memanen ikan di lautan negara ini.

5. Negara ini punya jumlah penduduk terbesar ke 4 didunia.
Bengan jumlah penduduk segitu harusnya banyak orang-orang pintar yang telah dihasilkan negara ini, tapi pemerintah menelantarkan mereka-mereka. sebagai sifat manusia yang ingin bertahan hidup tentu saja mereka ingin di hargai. jalan lainya adalah keluar dari negara ini dan memilih membela negara lain yang bisa menganggap mereka dengan nilai yang pantas.

6. Negara ini memiliki tanah yang sangat subur. karena memiliki banyak gunung berapi yang aktif menjadikan tanah di negara ini sangat subur terlebih lagi negara ini dilintasi garis katulistiwa yang banyak terdapat sinar matahari dan hujan.

Jika dibandingkan dengan negara-negara timur tengah yang memiliki minyak yang sangat melimpah negara ini tentu saja jauh lebih kaya. coba kita semua bayangkan karena hasil mineral itu tak bisa diperbaharui dengan cepat. dan ketika seluruh minyak mereka telah habis maka mereka akan menjadi negara yang miskin karena mereka tidak memiliki tanah sesubur negara ini yang bisa ditanami apapun juga. bahkan tongkat kayu dan batu jadi tanaman.

7. Negara ini punya pemandangan yang sangat eksotis dan lagi-lagi tak ada negara yang bisa menyamainya. dari puncak gunung hingga ke dasar laut bisa kita temui di negara ini.

dialah negara ....INDONESIA! Negaraku...!!! Negaranya kita semua yg sedang membaca artikel ini...!!!! Negaranya kakek buyut kita...!!!! Negaranya anak2 kita.... dan pewaris cucu...kita !!!!

untuk EXXON MOBIL OIL, FREEPORT, SHELL, PETRONAS dan semua PEJABAT NEGARA yang menjual kekayaan Bangsa untuk keuntungan negara asing, diucapkan TERIMA KASIH.

Negara ini sangat amat kaya sekali, tak ada bangsa atau negara lain sekaya INDONESIA! tapi apa yang terjadi....?

Sebuah cerita lelucon yg mungkin akan bisa menggambarkan indonesia saat ini silahkan disimak.

Judulnya Ketika Tuhan Menciptakan Indonesia

Suatu hari Tuhan tersenyum puas melihat sebuah planet yang baru saja diciptakan- Nya. Malaikat pun bertanya, "Apa yang baru saja Engkau ciptakan, Tuhan?" "Lihatlah, Aku baru saja menciptakan sebuah planet biru yang bernama Bumi," kata Tuhan sambil menambahkan beberapa awan di atas daerah hutan hujan Amazon. Tuhan melanjutkan, "Ini akan menjadi planet yang luar biasa dari yang pernah Aku ciptakan. Di planet baru ini, segalanya akan terjadi secara seimbang".Lalu Tuhan menjelaskan kepada malaikat tentang Benua Eropa. Di Eropa sebelah utara, Tuhan menciptakan tanah yang penuh peluang dan menyenangkan seperti Inggris, Skotlandia dan Perancis. Tetapi di daerah itu, Tuhan juga menciptakan hawa dingin yang menusuk tulang.Di Eropa bagian selatan, Tuhan menciptakan masyarakat yang agak miskin, seperti Spanyol dan Portugal, tetapi banyak sinar matahari dan hangat serta pemandangan eksotis di Selat Gibraltar.Lalu malaikat menunjuk sebuah kepulauan sambil berseru, "Lalu daerah apakah itu Tuhan?" "O, itu," kata Tuhan, "itu Indonesia. Negara yang sangat kaya dan sangat cantik di planet bumi. Ada jutaan flora dan fauna yang telah Aku ciptakan di sana. Ada jutaan ikan segar di laut yang siap panen. Banyak sinar matahari dan hujan. Penduduknya Ku ciptakan ramah tamah,suka menolong dan berkebudayaan yang beraneka warna. Mereka pekerja keras, siap hidup sederhana dan bersahaja serta mencintai seni."Dengan terheran-heran, malaikat pun protes, "Lho, katanya tadi setiap negara akan diciptakan dengan keseimbangan. Kok Indonesia baik-baik semua. Lalu dimana letak keseimbangannya? "Tuhan pun menjawab dalam bahasa Inggris, "Wait, until you see the idiots I put in the government." (tunggu sampai Saya menaruh 'idiot2′ di pemerintahannya)

Dan untuk rasa terima kasih untuk Kemerdekaan Indonesia yang ke 66 tahun, kami pemuda-pemudi Indonesia memberikan penghargaan sebesar-besarnya kepada pejuang yang telah mengorbankan darah dan air mata mereka untuk bangsa yang tidak tahu terima kasih ini.

"Indonesia tanah air beta, pusaka abadi nan jaya, disana tempat lahir beta,dibuai dibesarkan bunda,Tempat berlindung di hari Tua...HIngga nanti menutup mata"

Benarkah sekolah unggulan, membuat anak kita jadi unggul ?

Sekolah unggulan itu berada di dekat kantorku. Awal berdirinya hanya untuk jenjang play group dan TK. Kini sudah ada pula untuk jenjang SD dan SMP. Banyak orang bilang, ini adalah sekolah mahal. Bangunannya memang bagus, arena bermain juga luas, ada kendaraan untuk antar jemput siswa.

Aku memasukkan anakku untuk mengenyam pendidikan TK disekolah ini karena beberapa alasan. Pertama, anakku langsung suka dengan sekolah ini setelah melihat taman bermainnya yang luas, berumput hijau, ada ayunan, jungkat-jungkit dan sarana permainan lainnya. Kedua, sekolah ini menerapkan full day dan lokasinya dekat kantor. Jadi aku dan anakku bisa berangkat dan pulang sekolah bersama-sama. Saat jam istirahat siang, aku bisa jemput anakku dan menikmati makan siang bersama. Biayanya memang mahal, tapi bagiku tak masalah, karena aku ingin yang terbaik untuk anakku.

Awal-awal sekolah, anakku selalu antusias menceritakan apa saja yang dilakukan disekolah. Dia cerita tentang teman-temannya di kelas, aktivitas bernyanyi dan bermain bersama teman-teman dan guru-gurunya. Aku turut senang melihat anakku menikmati masa-masa sekolahnya.

Lama kelamaan antusiasmenya menceritakan kegiatan disekolah mulai berkurang. Aku menganggap hal ini wajar. Karena aku berpikiran sekolah itu sudah bukan hal baru lagi bagi dia, jadi tingkat kemenarikannya juga berkurang.

Hingga suatu hari aku membuka-buka buku catatan anakku. Aku kaget mendapati disitu ada catatan nama-nama menteri, nama-nama propinsi dan ibukotanya, nama-nama presiden dari beberapa negara. Anakku menuliskan ini semua? Sebelum masuk TK, anakku memang sudah bisa menulis, walau tak rapi. Tapi aku tak menyangka kalau dia menuliskan ini. Aku pikir di TK ya masih belajar untuk nulis rapi saja.

Setelah menemukan catatan itu, aku mulai lebih memperhatikan anakku. Dari hasil pengamatanku, anakku tak begitu bergairah lagi jika berangkat sekolah. Dia tak lagi mau bermain bersama teman-temannya setelah pulang sekolah. Dulu diawal dia sekolah, sore hari sehabis mandi, dia masih sempat bermain-main di kompleks walau sebentar. Tapi kini tak pernah lagi. Setelah mandi dia segera masuk ke kamarnya. Tidur.

Aku masih menganggap hal ini wajar. Mungkin dia kecapekan seharian disekolah, bermain dan belajar. kesibukanku dengan pekerjaan dikantor dan di rumah mulai mengendorkan pengamatanku pada anakku.

Bulan ke 8 anakku sekolah di TK itu. Akan diadakan perlombaan antar anak-anak TK dalam satu kelas. Seleksi untuk mewakili sekolah mengikuti lomba di tingkat yang lebih tinggi. Aku ingat, jaman aku TK dulu, kalau ada lomba antar TK pastilah lomba menyanyi, mewarnai, membuat prakarya dengan lilin atau tanah liat.

Aku kaget, karena yang dijadikan materi untuk seleksi adalah pengetahuan umum, matematika dan bahasa Inggris. Siapa nama perdana menteri negara X? Negara A ada di benua apa? Pasal sekian UUD 45 bunyinya apa? dan pertanyaan-pertanyaan lain yang sifatnya hapalan. Anak TK mempelajari semua ini?

Selesai seleksi, aku segera menginterogasi anakku. Apa saja yang dikerjakannya disekolah. Jawaban anakku makin membuatku terkejut. Disekolah, dia belajar untuk menghapal. Menghapal banyak sekali hal. Dan setiap hari gurunya akan mengecek hapalan setiap anak. Oh, pantas saja anakku sering tak bergairah pergi ke sekolah. Pantas saja dia tak mau lagi bermain-main sepulang sekolah. Pantas saja dia jadi banyak diam. Rupanya karena dia punya beban. Beban untuk menghapal.

Saat itulah perasaan bersalah memenuhi diriku. Aku ingin memberikan yang terbaik untuk anakku, tapi bukan dengan cara membuatnya menjadi penghapal. Bukan dengan cara membuatnya jadi sering termenung, mengingat-ingat materi yang diberikan disekolah.

Aku coba menemui guru anakku. Aku coba berdialog dengannya. Bahwa anak usia TK itu harusnya belajar bersosialisasi, mengembangkan kemampuan motoriknya, bukan di set untuk jadi penghapal. Jawaban gurunya adalah “Ini sekolah unggulan. Anak-anak harus lebih unggul dari anak-anak TK lain. Caranya ya seperti itu, memberi pengetahuan lebih yang tidak diajarkan oleh sekolah lain”. Oh, jadi begitu.

Sudah tanggung, 8 bulan. Sudah banyak biaya yang keluar. Apakah anakku harus aku pindahkan dari disana? Kalau pindah, anakku harus bersosialisasi lagi dengan teman dan lingkungan baru. Kalau tak dipindah, tiap hari aku harus melihat anakku termenung, menghapal apa yang diberikan gurunya disekolah.

Setelah membicarakan dengan suami dan kedua orangtuaku, diambil keputusan bahwa biarkan anakku disana sampai lulus TK. Nanti SD nya jangan lagi disitu.

Akhirnya aku harus menguatkan hati, melihat anakku terbebani dengan tugas-tugas menghapal dari sekolah. Hingga akhirnya anakku dinyatakan lulus dari TK itu.

Kini anakku bersekolah diMadrasah yang lokasinya dekat dengan rumah. Tak perlu antar jemput, karena dia bisa berangkat dan pulang sekolah bersama teman-temannya. Kini anakku kembali ceria dan bisa sering tertawa. Pulang sekolah hari masih siang, masih banyak waktu untuk istirahat dan bermain-main dengan teman sebayanya.



SUMBER: KOMPASIANA

cd bse sma

dalam proses pembuatan

cd bse smp

dalam proses pembuatan

cd bse sd

dalam proses pembuatan

adm guru sd

masih dalam proses pembuatan

cd rpp eek smp

File terdiri dari :
1. Silabus dan RPP  EEK Matematika SMP, kelas 7, 8, 9 
2. Silabus dan RPP  EEK IPA SMP, kelas 7, 8, 9 
3. Silabus dan RPP  EEK IPS SMP, kelas 7, 8, 9 
4. Silabus dan RPP  EEK Bahasa Indonesia SMP, kelas 7, 8, 9 
5. Silabus dan RPP  EEK Bahasa Inggris SMP, kelas 7, 8, 9 
6. Silabus dan RPP  EEK PKN SMP, kelas 7, 8, 9 
7. Silabus dan RPP  EEK Agama Islam SMP, kelas 7, 8, 9 
8. Silabus dan RPP  EEK Pend. Jasmani & Olahraga SMP, kelas 7, 8, 9 
9. Silabus dan RPP  EEK SBK SMP, kelas 7, 8, 9 
10. Silabus dan RPP  EEK TIK SMP, kelas 7, 8, 9 
Semua File dalam Format Word sehingga mudah untuk di edit


Harga Per CD Rp. 40.000,- dapatkan discount 20% , untuk pembelian CD sebanyak 5 unit,
Belum termasuk ongkos pengiriman.
Berminat kirim SMS ke 0817105750


CD UN SD 2012

  
CD Persiapan UN SD 2012 merupakan CD Pembelajaran yang terdiri dari kisi-kisi UN SD 2012, Soal dan pembahasan UN Tahun 2010, UN 2011 dan Prediksi Soal UN SD 2012, Rangkuman Materi UN 2012 mata pelajaran Matematika, IPA dan Bahasa Indonesia, serta Bonus Kamus Bahasa Inggris dan Program Kalkulator Scientific.
Latihan-latihan disusun secara interaktif  dan dengan batas waktu pengerjaan 120 menit per latihan, dan scoring ditiap akhir latihan.
   

Harga Per CD Rp. 20.000,- dapatkan discount 20% , untuk pembelian CD sebanyak 5 unit,
Belum termasuk ongkos pengiriman.
Berminat kirim SMS ke 0817105750

LKSE

 LKSE (Lembar Kerja Siswa Elektronik) adalah CD Pendidikan Interaktif untuk memudahkan siswa dalam belajar. Materi yang disajikan diambil dari buku Sekolah Elektronik, terdiri dari rangkuman dan soal-soal yang berbentuk pilihan ganda dan menjodohkan. Latihan yang dikerjakan  akan ada nilai/score yang merupakan pencapaian siswa dalam menjawab soal. Semakin banyak berlatih, semakin baik untuk memahami suatu materi pembelajaran.
LKSE terdiri 5 mata pelajaran utama, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKN, juga ditambahkan bonus games pendidikan.
Tersedia
CD LKSE1 untuk murid kelas 1 SD
CD LKSE2 untuk murid kelas 2 SD
CD LKSE3 untuk murid kelas 3 SD
CD LKSE4 untuk murid kelas 4 SD
CD LKSE5 untuk murid kelas 5 SD



Harga Per CD Rp. 20.000,- dapatkan discount 
20% , untuk pembelian CD sebanyak 5 unit,
Belum termasuk ongkos pengiriman.
Berminat kirim SMS ke 0817105750

cd rpp sd

  File terdiri dari :
1. Panduan Penyusunan Silabus dan RPP Permendiknas 4 tahun 2007
2. Silabus Pembelajaran EEK kelas 1 s.d 6
3. RPP EEK (Elaborasi, Eksplorasi dan Konfirmasi) berkarakter bangsa 
    Kelas 1 s.d 6, B Inggris, Agama,Penjas
4..Prota (Program Tahunan)  kelas 1 s.d. 6
5. Promes (Program Semester) kelas 1 s.d 6
6. KKM kelas 1 s.d. 6



Harga Per CD Rp. 50.000,- dapatkan discount 20% , untuk pembelian CD sebanyak 5 unit,
Belum termasuk ongkos pengiriman.
Berminat kirim SMS ke 0817105750

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews